Minggu, 11 Maret 2012

Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Walt Whitman Rostow


Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi Walt Whitman Rostow

Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi ini diklasifikan sebagai teori modernisasi. Artikel Walt Whitman Rostow yang dimuat dalam Economics Journal pada Maret 1956 berjudul The Take-Off Into Self-Sustained Growth pada awalnya memuat ide sederhana bahwa transformasi ekonomi setiap negara dapat ditelisik dari aspek sejarah pertumbuhan ekonominya hanya dalam tiga tahap: tahap prekondisi tinggal landas (yang membutuhkan waktu berabad-abad lamanya), tahap tinggal landas (20-30 tahun), dan tahap kemandirian ekonomi yang terjadi secara terus-menerus.
Tahap-Tahap Linear Pertumbuhan Ekonomi Rostow
Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang linear (mono-economic approach) inilah yang menjadi syarat pembangunan untuk mencapai ‘status lebih maju’. Rostow membagi proses pembangunan ke dalam lima tahapan yaitu:
Tahap masyarakat tradisional (the traditional society)
Menurut Rostow, yang dimaksudkan dengan masyarakat tradisional adalah masyarakat yang fungsi produksinya terbatas yang ditandai oleh cara produksi yang relatif masih primitif dan cara hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi kebiasaan tersebut telah turun temurun.
Dalam suatu masyarakat tradisional, menurut Rostow, tingkat produktivitas dengan karakteristiknya:
  1. Pertanian padat tenaga kerja;
  2. Belum mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi (era Newton);
  3. Ekonomi mata pencaharian;
  4. Hasil-hasil tidak disimpan atau diperdagangkan; dan
  5. Adanya sistem barter
Tahap pembentukan prasyarat tinggal landas (the preconditions for takeoff), yang ditandai dengan:
  1. Pendirian industri-industri pertambangan;
  2. Peningkatan penggunaan modal dalam pertanian;
  3. Perlunya pendanaan asing;
  4. Tabungan dan investasi meningkat;
  5. Terdapat lembaga dan organisasi tingkat nasional;
  6. Adanya elit-elit baru;
  7. Perubahan seringkali dipicu oleh gangguan dari luar.
Tahap kedua ini merupakan masa transisi dimana prasyarat-prasyarat pertumbuhan swadaya dibangun atau diciptakan. Prasyarat tinggal landas didorong atau didahului oleh 4 kekuatan: Renesans atau era pencerahan, Kerajaan Baru, Dunia baru, dan Agama Baru atau Reformasi.
Masa transisi masy. mempersiapkan untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self sustained growth). Tahap ini memiliki 2 corak berbeda :
  1. Tahap Prasyarat Tinggal landas yg dialami negara Eropa, Asia, Timur Tengah dan Afrika : perombakan thd masy. tradisional yg sudah ada untuk mencapai tahap tsb.
  2. Tahap Prasyarat Tinggal landas yg dialami negara born free (daerah imigran) (Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru) : tanpa harus merubah sistim masy. tradision`l yg sudah ada.
Tahap tinggal landas (the take-off), yaitu ditandai dengan:
  1. Industrialisasi meningkat;
  2. Tabungan dan investasi semakin meningkat;
  3. Peningkatan pertumbuhan regional;
  4. Tenaga kerja di sektor pertanian menurun;
  5. Stimulus ekonomi berupa revolusi politik,
  6. Inovasi teknologi,
  7. Perubahan ekonomi internasional,
  8. Laju investasi dan tabungan meningkat 5 – 10 persen dari Pendapatan nasional,
  9. Sektor usaha pengolahan (manufaktur),
  10. Pengaturan kelembagaan (misalnya sistem perbankan).
3 ciri utama negara yg mencapai Tahap Tinggal Landas :
  1. Kenaikan investasi produktif dari 5% atau kurang menjadi 10% dari PNB (Nett National Product).
  2. Berkembangnya satu atau beberapa sector industri pemimpin (leading sector) dgn tingkat pertumbuhan tinggi
  3. Tercapainya suatu kerangka dasar politik, social dan kelembagaan yg bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yg menyebabkan pertumbuhan ekonomi.
 Faktor untuk menciptakan leading sector :
  1. Harus ada kemugkinan perluasan pasar bagi barang-barang yg diproduksi yg mempunyai kemungkinan untuk berkembang dgn cepat
  2. Dalam sector tersebut harus dikembangkan teknik produksi yg modern dan kapasitas produksi harus bisa diperluas
  3. Harus tercipta tabungan dalam masyarakat dan para pengusaha harus menanamkan kembali keuntungannya untuk membiayai pembangunan sector pemimpin
  4. Pembangunan dan transformasi teknologi sector pemimpin harus bisa diciptakan kebutuhan akan adanya perluasan kapasitas dan modernisasi sector-sektor lain.
Tahap pergerakan menuju kematangan ekonomi (the drive to maturity), ciri-cirinya:
  1. Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan;
  2. Diversifikasi industri;
  3. Penggunaan teknologi secara meluas;
  4. Pembangunan di sektor-sektor baru;
  5. Investasi dan tabungan meningkat 10 – 20 persen dari pendapatan nasional.
Kondisi masy. sudah secara efektif mengg. Teknologi modern di hampir semua kegiatan produksi dan kekayaan alam. Sektor pemimpin baru akan bermunculan menggantikan sector pemimpin yang mengalami kemunduran.
Karakteristik non ekonomi tahap menuju kedewasaan :
  1. Struktur dan keahlian tenaga kerja berubah Kepandaian dan keahlian pekerja bertambah tinggi. Sektor indusri bertambah penting peranannya Sektor pertanian menurun peranannya.
  2. Sifat kepemimpinan dalam perush. mengalami perubahan. Peranan manajer professional semakin penting dan menggantikan kedudukan pengusaha pemilik.
  3. Masy. bosan dgn keajaiban yg diciptakan industrialisasi shg timbul kritik-kritik.
Negara yg mencapai tahap ini (WW Rostow) : Inggris (1850), USA (1900), Jerman dan Perancis (1910), Swedia (1930) Jepang (1940) Rusia dan Kanada (1950).
Tahap era konsumsi-massal tingkat tinggi (the age of high mass-consumption) dengan:
  1. Proporsi ketenagakerjaan yang tinggi di bidang jasa;
  2. Meluasnya konsumsi atas barang-barang yang tahan lama dan jasa;
  3. Peningkatan atas belanja jasa-jasa kemakmuran
3 macam tujuan masy. yg ingin dicapai pada tahap ini :
  1. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan berakibat penjajahan thd bangsa lain
  2. Menciptakan negara kesejahteraan (welfare state) (Negara Persemakmuran = Comment Wealth) dgn cara mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yg telah merata melalui sistim pajak progresif (semakin banyak semakin besa)
  3. Meningkatnya konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) menjadi konsumsi thd barang tahan lama dan barang-barang mewah.

Dengan melihat aspek lainnya yaitu sosial, politik, dan aspek nilai-nilai mengenai karakteristik tahap-tahap pertumbuhan ekonomi di atas, maka dapat digambarkan sebagai berikut:
Kritik terhadap Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi
Sejumlah kritik terhadap teori Rostow dapat digambarkan sebagai berikut:
  1. Teori Rostow dianggap terlalu sederhana;
  2. Rostow menyebut tentang tabungan dan investasi namun tidak mengklarifikasi mengenai perlunya infrastruktur keuangan untuk menyalurkan tabungan yang ada ke dalam investasi;
  3. Bahwa investasi yang dimaksud Rostow belum tentu akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi;
  4. Rostow tidak memasukkan unsur-unsur lain sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Perlunya infrastruktur lainnya seperti sumber daya manusia (pendidikan), jalan-jalan, jalur kereta api, jaringan-jaringan komunikasi;
  5. Teori Rostow tidak menjelaskan bahwa efisiensi dari penggunaan investasi apakah ditujukan untuk aktivitas-aktivitas produksi ataukah untuk penggunaan lainnya;
  6. Bahwa pernyataan Rostow mengenai ekonomi negara-negara di dunia akan saling mempelajari satu sama lain dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk pembangunan pada kenyataannya belum pernah terjadi.
  7. Argumentasi Rostow tentang pertanian sebagai ciri keterbelakangan tidak beralasan.
  8. Rostow berargumentasi bahwa tahapan pertumbuhan ekonomi di Eropa akan juga terjadi di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
  9. Bahwa sejarah pada kenyataannya tidak akan berulang dengan cara yang sama. Dengan kata lain, bahwa setiap pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia tidak selalu sama, tetapi justru punya karakteristik masing-masing.
Kapustakaan:
M. L. Jhingan. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan.
bab_3_teori_pertumbuhan_dan_pembangunan_ekonomi.pdf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar